Jumat, 25 Februari 2011

Budaya Merokok Memicu Perkembangan Peradaban

Kebiasaan merokok memang jelek karena menggerogoti kesehatan tubuh, mengacaukan keseimbangan keuangan dan mengganggu orang di lingkungan sekitar. Tapi ada hal yang menarik dari dunia yang mengagungkan asap ini. Tidak ada asap kalau tidak ada api.

Kalau diamati ternyata perkembangan bentuk dan struktur rokok tidak banyak berubah dari masa ke masa. Paling sederhana adalah daun jagung, selanjutnya adalah rokok kretek aliran populer maupun aliran non mainstream, dan paling mutakhir adalah rokok filter seperti kebanyakan di pasaran saat ini. Semua brand (maksudnya merek, tapi maaf kata "merek" sengaja tidak digunakan karena kata bentukan tersebut menjadi mirip dengan kata "ngejablay") dibedakan dari ramuan dan kandungan bumbu yang digunakan. Masing masing memiliki resep rahasia sehingga asap yang dihasilkan ketika dibakar menjadi sesuatu yang nikmat bagi para perokok.

Pemantik api atau geretan adalah bagian komplementer, keberadaannya melengkapi, bagi dunia rokok. Keberadaan geretan tak dapat dipisahkan dari rokok. Rasanya dunia tidak akan sempurna jika hanya ada salah satunya saja. Perokok butuh api, butuh alat pembuat api kecil yang dapat dibawa bawa. Bisa jadi kemudahan mendapatkan pemantik api memicu kenaikan jumlah perokok, dan banyaknya perokok menjadi pemacu daya kreativitas untuk membuat pemantik yang sederhana dan murah.


Berikut ini adalah sebagian perkembangan pemantik api dari masa ke masa yang masih dikenal. Dimulai dari korek api kayu. Ada yang menamakannya korek jos, setelah digesek keluar bunyi ngejos. Setelah hutan mulai menipis dan kayu semakin mahal, korek seperti ini mulai menjadi berharga.







Ada lagi namanya korek gas. Bahan bakar gas cair disimpan dalam benda yang terbuat dari plastik. Agar menghasilkan api gas tersebut disemburkan pada percikan api yang dihasilkan dari gesekan batu logam pada korek tersebut. Murah dan sederhana, tapi tidak aman karena dapat dianggap sebagai bom molotov murah. Bahan plastik mudah pecah, maka akan sangat berbahaya kalau dibanting di pom bensin atau dekat bahan bahan mudah terbakar.




Bahkan di dalam kendaraan roda empat umumnya terdapat fasilitas pemantik api. Mungkin produsen mobil tahu bahwa para sopir kebanyakan adalah perokok. Agar memenuhi kaidah keselamatan, kemudahan dan kesederhanaan biasanya di mobil digunakan korek api dari filamen pemanas, gulungan logam yang berfungsi sebagai resistor dan akan berpijar jika diberi arus.





Kalau berikut ini, pemantik api ternyata bukan sekedar pemantik api. Wilayahnya lebih condong ke arah style atau gaya. Bahkan pemilik pemantik jenis ini terkadang malah bukan perokok tulen. Merek yang terkenal jadi acuan gengsi untuk pemantik api jenis ini adalah Zipo. Di daerah jawa ada tandingannya yaitu "zipo jawa", hidupnya mengandalkan uap minyak tanyah yang tersimpan pada kapas di dalamnya. Uniknya kalau geretan ini ngadat sulit menyala, bagian kapas di dalamnya dibuka untuk ditiup agar uap minyak dapat mengalir keluar.




Jika saja pemantik api tidak berkembang seperti saat ini, mungkin para perokok bakal susah hati membawa bawa geretan geretan purba. Pasti hal ini akan mengurangi kenikmatan dalam merokok, karena para perokok lebih banyak direpotkan dalam hal membawa pemantik dan mendapatkan api. Untuk merokok harus berkeringat keringat dahulu sampai mendapatkan api. Ketika tiba tiba ada seorang perokok mendekat untuk meminta api karena mengetahui bahwa yang dimintai api adalah perokok juga. Paling paling jawabannya, " Nih, silahkan gesek sendiri!......"






Bahkan, mungkin para perokok akan jauh lebih berkurang jika saja untuk membuat api setiap orang harus membawa 2 buah batu kering di kantongnya. Batu yang saling diadu untuk dapat menghasilkan percikan api.