Kata "mengukur" identik dengan membandingkan suatu hal dengan menggunakan suatu acuan. Jika kita akan mengukur panjang suatu benda, kita akan membandingkan benda tersebut dengan suatu alat ukur panjang yang menjadi acuan kita yakni mistar atau penggaris.
"Mengukur" adalah hal yang fundamental. Relativitas timbul sebagai konsekuensi pemilihan alat ukur, pemilihan acuan pembanding. Dalam hukum relativitas hasil pengukuran bersifat relatif atau nisbi, hasil pengukuran bergantung dengan apa ia dibandingkan.
Dalam kehidupan sehari hari, menilai suatu masalah pada dasarnya adalah mengukur masalah tersebut. Seseorang biasanya menggunakan acuan dalam mengamati suatu masalah. Orang sering berbeda dalam suatu masalah yang sama. Seseorang biasanya menggunakan dirinya sendiri sebagai acuan dalam menilai orang lain atau sesuatu di luar dirinya, sehingga hasil pengamatannya adalah terkadang memperlihatkan gambaran tentang dirinya. Tidak aneh jika hasil pengamatan banyak orang terhadap suatu masalah bisa berbeda beda. Ada pendapat yang menyatakan: "Kamu adalah apa yang kamu pikirkan".
Agar penilaian berlaku sama untuk semua orang, diperlukan suatu acuan standar. Penentuan acuan standar pengamatan ternyata bukan masalah sederhana. Dalam fisika, teori relativitas berkaitan dengan ruang dan waktu. Kononnya, Einstein sang fisikawan teoritis legendaris hampir kehilangan nyawa dalam pencarian acuan baku ini.
Upaya Einstein yang nyaris gila dalam memburu cahaya akhirnya membuahkan dua postulat relativitas khusus. Dua postulat tersebut intinya berupa pernyataan sebagai berikut:
1. Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan lembam. Dalam hal ini yang sama bukan hasil pengukuran, melainkan hukum-hukum fisikanya.
2. Kelajuan cahaya di ruang hampa ke segala arah adalah sama untuk semua pengamat, tidak tergantung pada gerak sumber cahaya maupun pengamat.
Kontribusi utama Einstein hanyalah berbentuk dua postulat, tapi itu sudah cukup menjadi pembuka pintu dunia khayalan baru bagi para fisikawan. Imajinasi fisikawan genius lainnya menjelajah dengan pesat. Penjabaran dari postulat Einstein menyebabkan waktu menjadi elastis, waktu dapat menjadi melar atau malah mengkerut. Khayalan itu meluas dan memunculkan adanya banyak ruang waktu yang terkadang sulit dibayangkan oleh awam. Ada istilah ruang waktu minkowsky, ruang waktu melengkung, bahkan muncul ide tentang lorong waktu atau perjalanan menembus alam semesta, dan mesin waktu (time machine).
Dalam keseharian, kata relatif biasanya bersifat longgar. Mirip dengan kata "harap maklum". Ada nuansa maaf jika hasilnya melenceng terlalu jauh. Aku punya pengalaman dengan mesin waktu, cuma aku kapok jika terlalu sering memanfaatkannya.
Mesin waktu ini menyaru sebagai mobil toyota kijang. Sepintas kelihatan sebagaimana mobil keluaran toyota lainnya, mampu memuat 8 orang didalamnya serta dilengkapi dengan AC dan radio cassette. Mesin waktu berwarna biru metalik ini sehari harinya digunakan oleh temanku dalam menyusuri lorong waktu, sampai jenggotan ia di dalamnya. Mungkin hidupnya sudah terbebas dari masalah waktu.
Berdasarkan kecepatan rata ratanya, pemuaian waktu rata rata yang terjadi oleh mesin waktu ini adalah 1 jam. Jika lamanya waktu di dalam mesin adalah 30 menit, maka waktu normal di luar adalah 1 jam 30 menit. Jika sedang berada di mesin waktu dan kita janjian akan ketemu 1 jam lagi, maka kita harus mampu menghitung relativitas antara waktu di mesin waktu dengan waktu normal. Artinya pertemuan itu akan terwujud di waktu normal 2 jam kemudian.
Paradoks waktu yang paling parah kualami adalah ketika akan pulang kantor. Sudah lazim jika naik kendaraan aku sering tertidur di perjalanan selama di dalam kendaraan, baik itu menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Untuk alasan hemat biaya dan keamanan aku pernah beberapa kali menggunakan mesin waktu. Dan mesin waktu yang kugunakan secara fisik memang seperti kendaraan umumnya. Mirip dengan toyota kijang, walaupun suara mesinnya agak kasar dibandingkan toyota kijang biasa.
Keluar dari kantor biasanya jam 5 sore, mesin waktu menjadi salah satu alternatif sarana menuju rumah. Sebagai layaknya suami baik baik, bubar kantor langsung pulang ke rumah tanpa mampir mampir dan nongkrong di jalan. Cuma sekedipan mata, cuma sesaat mata menutup dan begitu mataku terbuka kembali tahu tahu sudah sampai di tempat yang dituju oleh mesin waktu.
Rasanya cuma sebentar aku berada dalam mesin waktu. Begitu aku keluar dari mesin, dan begitu melihat arlojiku jam telah menujukkan pukul 1 pagi. Untuk memastikan kebenarannya aku lihat pula jam di ponselku. Tidak salah, waktu di ponsel sama dengan di arlojiku. Aku telah menghabiskan 1 hari di mesin waktu. Hari telah berganti dan kalender telah bertukar dengan hari berikutnya ketika keluar dari mesin waktu.
Hati hati jika menggunakan mesin waktu, waspadalah dengan relativitas. Tidak heran kalau ternyata jenggot temanku sampai ubanan karena terlalu sering berada di dalam mesin waktu. Disamping membawa efek lekas tua karena dilatasi waktu, secara fisik badan lebih letih daripada biasanya.
Jika diantara anda berminat dengan mesin waktu, ingin membuktikan efek dari mesin waktu, jika beruntung ia akan muncul di depan anda. Mesin waktu itu memiliki nomor plat polisi B ..... RU.