Kamis, 06 Januari 2011

Sphygmomanometer (Tensimeter)

Manometer menggunakan tabung yang berisi cairan statik untuk menentukan tekanan. Sebagaimana alat ukur yang lainnya, merupakan buah gagasan yang sangat luar biasa, padahal prinsipnya sangat sederhana.


P = Pgauge +P0

Bagian atas dari kolom air raksa terdapat uap air raksa yang tekanannya dapat diabaikan. Sehingga tekanan udara yang diberikan adalah

Pgauge = rho. g. h

rho adalah rapat massa cairan raksa, dan g adalah percepatan gravitasi.

Sehingga rho.g merupakan berat spesifik raksa (merkuri).







Jenis Sphygmomanometer



Sphygmomanometer Raksa (alat ukurnya masih menggunakan cairan merkuri)








Sphygmomanometer Aneroid (alat ukurnya tidak menggunakan cairan)




Sphygmomanometer Digital (dipasang di pergelangan tangan dan dapat langsung mengukur tekanan darah)













Mengukur Tekanan Darah


Selain jenis sphymomanometer digital, jenis lain membutuhkan bantuan stetoskop untuk mengukur tekanan darah.

Manset dipasang dengan ketat mengelilingi lengan, kemudian diberi tekanan melalui pompa untuk menghentikan sementara aliran darah yang melewati pembuluh arteri di lengan.

Stetoskop biasanya diletakkan diantara lengan dekat siku dan manset. Kemudian tekanan dalam kain dilepaskan perlahan-lahan, sehingga darah mulai dapat mengalir lagi melalui pembuluh darah arteri.

Dari stetoskop akan terdengar suara sedikit menghentak, ukuran pada manometer ketika suara itu terdengar merupakan tekanan darah systolic. Jika suara hentakan itu tidak terdengar lagi, maka itu adalah tekanan darah dyastolic.


Systolic adalah kontraksi otot jantung pada saat ini darah dipompa keluar jantung. Diastolic adalah pengenduran otot jantung ketika darah mengisi kembali jantung. Ukuran tekanan darah manusia dewasa dalam kondisi normal dan tidak setelah berolahraga:
  • Systolic, kurang dari 120 mmHg (2,32 psi atau 15 kPa)
  • Diastolic, kurang dari 80 mmHg (1,55 atau 10 kPa).