Selasa, 04 Januari 2011

Pusing, Efek Samping Cuci Darah

Setelah menjalani proses cuci darah umumnya pasien akan mengeluh pusing, sakit kepala. Rasa pusing dan sakit kepala ini menular ke keluarga si pasien tersebut. Pusing ini terjadi dalam hitungan mingguan karena rata rata seminggu bisa lebih dari sekali harus melakukan cuci darah.

Pertama kali seorang teman melakukan cuci darah, dia naik Suzuki Baleno. Beberapa bulan kemudian dia diantar pakai becak untuk menjalani cuci darah. Seiring dengan menipisnya tabungan dan harapannya, beberapa minggu sebelum dia meninggal teman itu diantar hanya dengan naik angkot ke rumah sakit. Itu salah satu gambaran mengapa biasanya dialisis menyebabkan kepala menjadi pusing.

Hemodialisis adalah proses yang dialami pasien gagal ginjal yakni proses pembuangan urea dari plasma darah, biasa disebut proses cuci darah. Pada awalnya urea yang ada dalam cairan otak memiliki konsentrasi yang sama dengan yang ada pada plasma darah. Permeabilitas membran kapiler otak terhadap urea lebih kecil dibanding zat lainnya. Sehingga air, oksigen dan zat makanan yang berasal dari kapiler berpindah ke otak dengan cepat. Karena konsentrasi urea pada plasma darah turun, terjadi beda tekanan osmotik sementara pada urea di otak.

Selama proses dialisis, tekanan parsial air yang lebih tinggi ada dalam plasma, air mengalir ke cairan intertisial otak. Perlu beberapa jam agar konsentrasi cairan cairan ini seimbang, sampai pasien stabil dan keluhan pusing hilang setelah menjalani proses dialisis.