Rabu, 05 Januari 2011

Panas Untuk Terapi

Terapi dengan memanfaatkan panas secara tradisional yang sebenarnya sudah umum dilakukan. Secara tidak sadar kita sering saling menggesekkan telapak tangan sebagai obat kedinginan. Bisa jadi penggunaan cabe dan sambal dalam makanan merupakan salah satu metoda terapi, obat untuk menambah selera makan.

Berendam di air panas mengandung mineral tertentu dapat mengembalikan kesegaran tubuh. Berendam air panas, kompres air panas, atau penggunaan balsem ditambah pijatan tradisional merupakan sebagian dari terapi panas tradisional. Sayangnya untuk mendapatkan hasil terapi medis yang sesuai tujuan butuh kesabaran karena jangka masa terapinya relatif lama.

Ada alat terapi panas yang memanfaatkan pancaran ultraviolet dan sinar infra merah. Sinar infra merah lebih cepat terasa efek panasnya dibandingkan ultraviolet. Cahaya merah memiliki panjang gelombang yang lebih besar dan frekuensi lebih kecil dibandingkan dengan sinar ultraviolet sehingga pengaruhnya terasa langsung dan hanya pada permukaan tubuh. Sinar ultraviolet lebih efektif untuk terapi organ di dalam tubuh.

Ada pula yang namanya diatermi, alat yang menggunakan arus bolak balik frekuensi tinggi. Panas yang dihasilkan karena arus eddy dimanfaatkan untuk terapi.

Terdapat 3 metoda penyaluran panas ke anggota tubuh:
  1. Kapasitif, anggota yang akan diterapi diletakkan di antara 2 buah elektroda seperti struktur kapasitor. Anggota tubuh yang berada ditengah elektroda tersebut akan menjadi panas karena berada sebagai tahanan listrik.
  2. Induktif, anggota tubuh dililiti dengan kabel lemas yang dialiri arus bolak balik frekuensi tinggi. Anggota tubuh akan menerima panas akibat arus eddy yang dihasilkan dari beberapa lilitan kabel tersebut.
  3. Radiasi, panas langsung dipancarkan dari alat ke anggota tubuh yang akan diterapi.

Pada kasus tertentu, terapi panas seperti diatermi dilarang dilakukan. Misalnya pada kondisi atau pada daerah:
- Wanita haid atau hamil
- Tumor
- Kepala bagian otak
- TBC
- Luka baru atau bagian tubuh yang dibalut.


Terapi panas sangat tradisional tapi masih diyakini dan umum dilakukan di Indonesia adalah "kerokan". Biasanya terapi ini dilakukan untuk mengatasi gejala penyakit yang dinamakan "masuk angin". Konon upaya untuk merangsang kelancaran aliran darah seperti ini dianggap sangat manjur dan efisien.

Terlepas dari hal ini, ternyata terapi panas juga berlaku diluar bidang kedokteran dan medis. Provokator ternyata bisa dianggap sebagai terapi untuk memanaskan keadaan. Sama halnya dengan terapi di dunia kedokteran, jika dimanfaatkan dengan benar dapat dimanfaatkan sebagai pemicu agar sesorang mencapai suatu prestasi. Nama halus dari terapi panas ini adalah motivator.
Pesawat diatermi adalah pesawat yang membangkitkan arus bolak balik frekuensi tinggi.