Menurut ilmu fisika, gaya gravitasi adalah konsekuensi logis dari adanya massa yang dimiliki oleh sebuah sistem. Kalau zaman Pak newton dipahami sebagai gaya tarik menarik antara dua atau lebih massa. Maka sejak zaman Einstein muncul pemahaman bahwa gravitasi dimodelkan seperti batu di atas kasur busa, gravitasi diistilahkan akibat ruang dan waktu yang melengkung.
Semua sistem bermassa di bumi mengalami gaya gravitasi. Jika suatu benda dilepaskan dari suatu ketinggian, maka benda tersebut akan jatuh dengan kecepatan yang semakin meningkat hingga mencapai kecepatan terminal (terminal velocity). Kecepatan terminal akan tercapai pada saat hambatan udara seimbang dengan efek gravitasi.
Dalam ruangan hampa udara, hambatan udara adalah 0. Dengan gaya gravitasi yang sama pada tabung hampa udara, waktu yang dibutuhkan oleh kapas dan bola adalah sama. Sederhananya, gaya gravitasi pada benda padat bekerja pada satu titik yang menjadi pusat bekerjanya gravitasi. Biasanya titik pusat bekerjanya gravitasi ini juga sebagai titik pusat massa suatu benda, satu titik yang menjadi pusat seluruh massa dari suatu benda.
Akvitivas yang dilakukan manusia menyebabkan titik pusat massanya tidak selalu tetap pada tubuh manusia. Bila seseorang berada di pinggir atap gedung tinggi agar selalu waspada. Upaya menggerakkan atau memiringkan kepala untuk melihat bagian bawah gedung dari ketinggian akan mempengaruhi keseimbangan akibat perubahan titik pusat massa tubuh.
Pergeseran titik pusat massa dapat merubah keseimbangan tubuh. Makanya ada yang mengeluh gamang ketika berdiri di pinggir atas atap bangunan tinggi sambil melongokkan kepala ke bawah, seolah olah akan mau jatuh.
Apalagi jika memiliki tubuh dengan bagian depan yang besar, berat dan maju, agar lebih berhati hati jika berada tepi balkon apartemen lantai bernomor besar, waspada jika menjulurkan kepala untuk melihat ke bawah.